Senin, 18 April 2016

Penanaman Sikap Nasionalisme Melalui Pembelajaran PKN dengan Metode Story Telling Pada Siswa Sekolah Dasar




BAB I. PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Perkembangan terakhir kondisi kehidupan berbangsa dan bernegara kita saat ini sangat memilukan dan memprihatinkan, banyak terjadi kekacauan, kerusuhan antar kelompok agama, kelompok masyarakat, antar pelajar, demonstrasi mahasiswa di luar toleransi atau sudah menjurus anarkisme bahkan kriminalitas. Aspirasi yang mereka bahwa dalam tuntutan demontrasi tidak murni lagi, mudah dihasut oleh orang atau kelompok yang tidak   bertanggungjawab demi kepentingan orang atau kelompok tersebut, hal itu salah satu sebabnya kurangnya pengetahuan, pemahaman mereka para generasi muda, atau para pemuda harapan bangsa terhadap makna Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhineka tunggal Ika, serta kurangnya pemahaman mereka terhadap nilai-nilai persatuan, kurang mewarisi semangat perjuangan, pudarnya rasa nasionalisme, maupun rasa patriotisme serta hilangnya rasa cinta terhadap tanah air, bangsa, dan Negara.
Maka melalui reformating dan refresing 4 pilar tersebut kita diingatkan dan ditumbuhkan tentang cita-cita luhur para pendahulu kita, tentang konsepsi pendirian negara kita, bahwa kita adalah bangsa yang besar dengan berbagai perbedaan, keberagaman yang harus disyukuri dan diikat dengan nilai-nilai 4 pilar yang telah diwariskan oleh para pendahulu kita.
Salah satu cara untuk menyadarkan anak bangsa yaitu dengan menerapkan nilai nila Pilar Pancasila yaitu nilai nasionalisme. Kurikulum pendidikan di Indonesia kini sedang gencar menitikberatkan pada pendidikan karakter. Hal ini menjadi satu titik terang bagi pendidikan untuk lebih memiliki karakter pada setiap individunya. Munculnya kurikulum pendidikan karakter yang selalu diintegrasikan ke dalam setiap matapelajaran tentunya tak lepas dari berbagai permasalahan. Keprihatinan pemerintah akan karakter anak bangsa yang telah mengindikasikan kerusakan menjadi faktor utama diadakannya kurikulum ini.

Akibat dari arus globalisasi yang demikian serta perkembangan teknologi informasi dan komunikasi saat ini, maka dampak yang ditimbulkan tentunya sangat besar. Hal tersebut berimbas bagi seluruh penduduk dunia, tidak terkecuali bangsa Indonesia sendiri. Teknologi informasi dan komunikasi yang saat ini sedang berkembang pesat telah menyebabkan penurunan akhlak, moral, dan sikap dari bangsa Indonesia. Melalui media cetak maupun elektronik, masyarakat mampu mengakses informasi dari belahan dunia manapun tanpa menyaringnya terlebih dahulu, mana yang sesuai dengan budaya Indonesia dan mana yang tidak. Salah satu filter untuk menahan masuknya pengaruh kebudayaan asing tersebut adalah melalui penanaman sikap nasionalisme. Perwujudan dari sikap nasionalisme antara lain berupa perilaku cinta terhadap tanah air, menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan, memiliki sikap rela berkorban, dan pantang menyerah (Risa Mesiana, 2012). Perasaan cinta tanah air tidak cukup hanya dituliskan dalam bentuk kata-kata saja, tetapi harus ditunjukkan melalui perilaku kita sehari-hari. Khususnya bagi anak usia sekolah dasar, perilaku tersebut dapat dilakukan dengan cara belajar dengan tekun, bersungguh-sungguh, serta menunjukkan sikap yang positif seperti menghindari perbuatan-perbuatan yang dapat merugikan diri sendiri maupun orang lain.

1.2  Rumusan Masalah
1.        Bagaimanakah penanaman sikap nasionalisme melalui pembelajaran PKN dengan metode story telling pada siswa sekolah dasar?
1.3    Tujuan
1.        Untuk mengetahui penanaman sikap nasionalisme melalui pembelajaran PKN dengan metode story telling pada siswa sekolah dasar.

BAB II. PEMBAHASAN

2.1 Nilai Nasionalisme
Nasionalisme merupakan suatu konsep penting yang harus tetap dipertahankan untuk menjaga agar suatu bangsa tetap berdiri dengan kokoh dalam kerangka sejarah pendahulunya. Dengan semangat nasionalisme yang tinggi maka eksistensi suatu negara akan selalu terjaga dari segala ancaman, baik ancaman secara internal maupun eksternal. Cinta tanah air atau bela negara adalah tekad, sikap, dan tindakan warga negara yang teratur, meyeluruh, terpadu, dan berlanjut yang dilandasi oleh kecintaan pada tanah air, kesadaran berbangsa dan bernegara Indonesia. Berkeyakinan akan kesaktian Pancasila sebagai ideologi negara dan kerelaan untuk berkorban guna meniadakan setiap ancaman baik dari luar maupun dalam negeri yang membahayakan keutuhan NKRI.
 Sikap nasionalisme merupakan kecenderungan yang ada pada diri seseorang untuk menunjukkan adanya rasa kebanggaan, kesetiaan, dan kecintaan terhadap tanah air, serta senantiasa mempertahankan dan memajukan bangsa dan negaranya. Kecenderungan dari siswa sekolah dasar untuk menumbuhkan sikap nasionalisme dalam dirinya juga harus diwujudkan. Perwujudan sikap nasionalisme tersebut ditunjukkan dalam perilakunya sehari-hari di sekolah maupun dalam perilakunya di lingkungan rumah. Sikap nasionalisme sangat penting bagi rakyat Indonesia dalam usahanya menjadi warga negara yang baik. Hal tersebut dikarenakan sikap nasionalisme mempunyai arti yang sangat besar besar bagi bangsa Indonesia, yaitu suatu kecenderungan yang ada pada diri seseorang untuk menunjukkan adanya rasa kebanggaan, kesetiaan, dan kecintaan terhadap tanah air, serta senantiasa mempertahankan dan memajukan bangsa dan negaranya.
Banyak kalangan yang melihat bahwa sikap nasionalisme bangsa sedikit demi sedikit telah luntur akibat dari perkembangan jaman. Banyak warga negara Indonesia telah kehilangan wawasan mengenai hakikat kebangsaan Indonesia. Hal tersebut mendorong terjadinya perselisihan bahkan perpecahan diantara sesama warga Indonesia. Akan tetapi, perselisihan dan perpecahan tersebut dapat diatasi dengan cara menanamkan sikap nasionalisme dalam diri bangsa Indonesia. Mewujudkan sikap nasionalisme dalam masa kini memang bukan suatu hal yang mudah. Akan tetapi, jika dunia pendidikan turut andil dalam menanamkan sikap nasionalisme, maka segala hal yang berkaitan dengan kekerasan maupun perpecahan dapat diselesaikan dengan jalan pikiran yang benar. Sikap nasionalisme akan tertanam dalam diri warga negara Indonesia jika rakyat Indonesia mempunyai kesadaran akan pentingnya penanaman sikap nasionalisme. Oleh karena itu, ada beberapa cara yang dapat ditempuh untuk menanamkan sikap nasionalisme tersebut, yaitu melalui lingkungan keluarga, masyarakat, dan lingkungan sekolah.
2.1.1  Metode Story Telling “Bercerita”
Metode bercerita merupakan salah satu metode yang paling banyak digunakan. Tentunya cerita yang ditujukan untuk menanamkan nilai moral nasionalisme kepada siswa adalah cerita yang isinya memuat pesan-pesan nilai moral, khususnya nilai nasionalisme. Hal ini senada dengan yang dikemukakan Otib Satibi Hidayat (2005 :4.12) bahwa cerita atau dongeng dapat ditanamkan berbagai macam nilai moral, nilai agama, nilai sosial, nilai budaya, dan sebagainya. Terkait dengan nilai moral nasionalisme guru dalam bercerita memilih cerita yang di dalamnya mengandung pesan nilai moral nasionalisme. Cerita ini berisikan misalnya cerita tentang pahlawan wanita R.A. Kartini, cerita tentang K.H. Ahmad Dahlan, cerita tentang Pattimura dan sebagainya.
Untuk memudahkan pesan dalam cerita diterima oleh anak, guru dalam bercerita menggunakan alat peraga sebagai alat bantu agar anak lebih mudah menerima isi cerita dan juga lebih menarik bagi anak-anak. Alaat peraga ini bisa berupa gambar, boneka tangan, papan flanel dan sebagainya. Tidak jarang dalam bercerita guru juga menggunakan peraga peristiwa langsung yang dialami siswa. Misalnya pengalaman siswa pergi ke tempat-tempat bersejarah.Fungsi alat peraga dalam bercerita adalah untuk mengatasi keterbatasan anak yang belum mampu berpikir secara abstrak. Alat peraga juga berfungsi untuk memusatkan perhatian anak agar lebih mudah untuk difokuskan.
Selain dalam bercerita didukung dengan penggunaan alat peraga, dalam membawakan cerita guru juga harus mampu membawakannya secara menarik, sehingga siswa akan senang menikmati dan memperhatikan isi ceritanya. Untuk membawakan cerita secara menarik guru bisa memanfaatkan kemampuan olah vokal yang dimiliknya untuk membuat cerita itu lebih hidup, sehingga lebih menarik perhatian siswa. Dengan memperhatikan secara seksama, siswa akan memiliki kesan yang mendalam dengan cerita yang dibawakan oleh gurunya. Dengan demikian siswa akan lebih mudah menangkap pesan moral yang ada dalam cerita tersebut. Hal ini akan berpengaruh besar terhadap proses internalisasi nilai moral ke dalam diri siswa.
Cerita yang dibawakan guru untuk mengembangkan nilai nasionalisme pada peserta didik ini seyogyanya tidak terlalu panjang. Pilih cerita yang mengandung nilai baik dan buruk yang jelas. Di samping itu cerita yang digunakan untuk menanamkan nilai moral nasionalisme berada dalam batas jangkauan anak. Maksudnya bahwa tokoh yang dimuat dalam cerita masih dekat dengan anak. Di dalam cerita tidak boleh ada unsur menakut-nakuti anak. Cerita yang dibawakan guru mampu membuat anak menjadi gembira. Dengan suasana yang seperti ini diharapkan pesan moral yang akan disampaikan guru akan lebih mudah diterima oleh anak. Melalui karakter yang ada pada dongeng atau cerita, siswa dapat belajar nilai-nilai kejujuran, rendah hati, rasa empati, juga sikap tolong-menolong. Saat mendongeng, pesan-pesan moral dan pelajaran etika yang hendak kita beri, dinilai tidak akan terlalu membebani perasaan anak. Untuk itu, sebagai seorang guru harus pandai memilih isi dari dongeng yang hendak kita berikan pada anak.
Pembelajaran sikap seseorang dapat dilakukan melalui proses modeling, yaitu pembentukan sikap melalui proses asimilasi atau proses mencontoh. Modeling adalah proses peniruan terhadap orang lain yang menjadi idolanya atau orang yang dihormatinya. Misalnya, ada seorang siswa yang sangat mengagumi gurunya. Siswa tersebut akan cenderung meniru semua perilaku guru tersebut. Sebagai contoh, jika gurunya selalu berpakaian rapi saat di sekolah, maka siswa tersebut juga akan mengikuti hal yang sama seperti gurunya. Akan tetapi, guru tersebut juga harus menjelaskan alasannya karena agar sikap yang muncul nantinya didasari oleh kebenaran akan suatu sistem nilai. Pada dasarnya, salah satu karakteristik anak yang sedang berkembang adalah keinginan untuk mencontoh atau melakukan peniruan terhadap orang lain yang menjadi idolanya atau orang yang dihormatinya. Jadi, guru dapat mencontohkan siswa untuk berperilaku sebagai sebagai seorang nasionalis agar dapat menanamkan nilai nasionalisme pada siswanya.
Selanjutnya, untuk menanamkan sikap nasionalisme pada siswa dapat dilakukan melalui cerita, dongeng dan bermain peran. Media pembelajaran yang dapat digunakan untuk menanamkan sikap nasionalisme kepada siswa antara lain berupa media visual seperti gambar, foto, bendera pusaka, miniatur lambang negara, dan baju kebesaran daerah, media audio seperti pemutaran lagu kebangsaan dan lagu daerah, serta media audio visual seperti film dan video. Dengan bercerita anak dapat mendapatkan pesan moral yang didalamnya terdapat penanaman sikap nasionalisme contohnya dalam cerita rakyat atau pahlawan, dimana tokoh dari cerita tersebut digambarkan dengan menggunakan pakaian adat atau pakaian daerah. Dari situlah siswa dapat meniru cara berpakaian para tokoh cerita bahwa sebenarnya Indonesia memiliki pakaian khas daerah yang menarik. Contohnya batik, sehingga siswa dengan sendirinya akan mencintai produk dalam negeri.
2.1.2    Cara menggunakan metode story telling yang di lakukan oleh guru :
1.    Guru menggunakan cerita perjuangan dalam menanamkan sikap nasionalisme kepada siswa. Guru bercerita mengenai perjuangan bangsa Indonesia dalam melawan Belanda. Guru menyisipkan cerita mengenai tujuan Belanda menjajah Indonesia, yaitu untuk menguasai hasil kekayaan atau hasil bumi Indonesia. Oleh karena itu, di akhir cerita guru berpesan kepada siswa sebagai generasi penerus untuk senantiasa memanfaatkan, mempertahankan, dan melestarikan SDA yang ada di Indonesia dengan baik.

2.    Penggunaan cerita keteladanan dengan cukup guru bercerita mengenai tokoh BJ Habibie sebagai teladan untuk siswa karena BJ Habibie telah berjuang untuk kesejahteraan negaranya. Selain itu, guru juga bercerita mengenai keteladanan lain yang dilakukan oleh seorang guru yang mau ditempatkan di daerah terpencil, polisi dan tentara yang mau ditempatkan di daerah konflik atau yang sedang terjadi perselisihan, pejabat yang mau bekerja keras demi kemajuan daerahnya, serta atlit yang berjuang demi kemenangan untuk bangsa Indonesia.
3.    Guru menggunakan cerita keteladanan berupa pemberian contoh akibat dari sampah plastik yang dibuang secara sembarangan. Guru menceritakan akibat dari sampah yang di buang di tanah nantinya akan memerlukan waktu yang sangat lama agar dapat terurai. Oleh karena itu, pada akhir cerita guru meminta siswanya untuk senantiasa membuang sampah di tempat sampah.
4.    Guru berupaya menanamkan sikap nasionalisme pada siswa melalui penggunaan cerita motivasi dengan baik, guru mengakhiri pembelajaran IPS dengan memberikan dorongan kepada siswa agar melanjutkan perjuangan para pahlawan dengan cara rajin bersekolah. Karena pada dasarnya, tugas dan kewajiban pelajar salah satunya adalah belajar dengan sungguh-sungguh.
5.    Guru memberikan apersepsi kepada siswa melalui cerita motivasi mengenai kekayaan alam Indonesia yang sudah diketahui oleh bangsa lain sejak dahulu sehingga siswa harus memanfaatkannya dengan baik. Guru mengatakan bahwa negara Indonesia adalah negara yang diberikan rahmat oleh Tuhan untuk mempunyai SDA yang begitu banyak dan melimpah. Kekayaan alam yang demikian banyaknya, diciptakan oleh Tuhan untuk kepentingan manusia. Oleh karena itu, sebagai warga negara yang baik kita harus senantiasa memanfaatkan SDA dengan baik pula.
6.    Guru bercerita mengenai sumber daya alam berupa air sebagai motivasi siswa untuk senantiasa menghemat penggunaan air. Guru mengatakan bahwa tanah air Indonesia telah diberi kekayaan air yang begitu melimpah oleh yang Kuasa. Oleh karena itu, kita harus senantiasa mencintai seluruh kekayaan di bumi pertiwi salah satunya dengan cara menghemat penggunaan air.
7.    Guru menggunakan cerita motivasi untuk menjelaskan betapa banyaknya suku bangsa di Indonesia. Guru menyebutkan bahwa hal tersebut dapat dijadikan alasan kita sebagai bangsa Indonesia untuk wajib mencintai keragaman suku bangsa Indonesia, atau dengan kata lain kita harus mengetahui arti dari Bhineka Tunggal Ika.  
Dongeng dapat dijadikan sarana yang cukup baik untuk menanamkan karakter yang baik dalam diri anak karena mereka akan dengan sangat senang menerimanya (Bimo, 2011). Selain itu dalam majalah Ayahbunda Online (2012) disebutkan bahwa salah satu manfaat lain darimendongeng kepada anak adalah merangsang kreativitas dan menanamkan karakter dan moralyang baik. Di dalam penerapannya, dongeng-dongeng rakyat Indonesia dapat diberikan pada saat tahap sosialisasi.
 Dongeng rakyat yang baik tentu saja dapat diceritakan terlebih dahulu olehguru. Anak-anak juga dapat memainkan peran tentang tokoh-tokoh yang ada dalam dongeng dongeng tesebut. Selain itu dongeng juga dapat dibawakan dalam bentuk Video atauDVDsehingga dapat ditonton bersama-sama oleh anak-anak. Untuk anak SD kelas atas (kelas 4, 5,dan 6) mereka mungkin bisa secara bergantian bercerita dengan bernyanyi sehingga sosialisasi karakter yang baik akan menjadi menarik dan tidak membosankan.
Kelebihan Metode Bercerita Metode bercerita memiliki beberapa kelebihan dalam pembelajaran. Menurut Kartikanita Widyasari (2010: 9) kelebihan tersebut adalah sebagai berikut.
a. Metode ini dapat membuat bahan pelajaran yang diajarkan menjadi lebih bermakna.
b. Dapat mengembangkan kemampuan berpikir dan berimajinasi.
c. Dapat merangsang kecerdasan berbahasa yaitu melalui menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.
d. Memupuk kerjasama dalam suasana gotong rotong.
e. Dengan metode ini, materi cerita akan tertanam secara maksimal pada pikiran anak sehingga dapat memunculkan perubahan perilaku.

f. Meningkatkan keterampilan berkomunikasi dan mengolah informasi.
g. Mengembangkan potensi spiritual, emosional, intelektual, sosial, dan fisik.
Kekurangan metode cerita :
a. Harus punya banyak referensi bahan buku bacaan
b. Guru harus bisa bercerita baik secara lisan, membaca maupun imprufisasi
c. Guru harus bisa membawa situasi kepada anak agar anak dapat hanyut dalam cerita
 
BAB III. PENUTUP

3.1   Kesimpulan
1.        Dengan menggunakan metode story telling siswa dapat mendapatkan sikap nasionalisme dari pesan mora yang terdapat di sebuah cerita tersebut. Karena siswa lebih tertarik melalui metode cerita dari pada siswa harus membaca sebuah cerita atau dongeng. Tetapi kadang guru memberikan tugas untuk membaca cerita tersebut. Pada dongeng atau cerita, siswa dapat belajar nilai-nilai kejujuran, rendah hati, rasa empati, juga sikap tolong-menolong.
2.        Kendala dalam metode story telling adalah jika cerita yang di pakai menggunakan bahasa daerah yang sulit di cerna oleh anak, seperti penggunaan bahasa melayu. Kendala yang lain adalah kurangnya sarana dan prasarana untuk bercerita, misalnya buku-buku cerita kepahlawanan, boneka/media cerita tentang kepahlawanan. Guru berusaha mencari sumber-sumber belajar ini di luar sekolah. Dalam bercerita guru menghadapi kendala lain yaitu kurangnya kemampuan guru dalam mengolah suara dan teknik bercerita. Hal ini menyebabkan daya tarik anak terhadap cerita yang dibawakan menjadi berkurang. Akan tetapi hal ini diatasi guru dengan cara menambah ilmu yang mendukung kemampuan bercerita melalui proses belajar.


DAFTAR PUSTAKA

Ernawati, Nur. 2013. Penanaman Karakter Nasionalisme. [serial online]http://nurernawatii.blogspot.co.id/2013/12/penanaman-karakter-nasionalisme.html. [19 November 2015].
Enggarwati, Gita. 2014. Penanaman Sikap Nasionalisme Melalui Mata Pelajaran Ips Pada Siswa SD. Skirpsi. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Pendidikan Pra Sekolah dan Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta.
Primulawati, Sylvia. 2013. Peranan Dongeng Dalam Pembentukan Karakter Siswa Sekolah Dasar.  Jurnal Pendidikan. Universitas Pelita Harapan Tangerang.
Wuryandani, Wuri. 2013. Membangun Karakter Bangsa Melalui Penanaman Nilai Nasionalisme. Jurnal Pendidikan. Pendidikan Pra Sekolah dan Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta.












0 komentar:

Posting Komentar

 

Yohana Pitaloka Template by Ipietoon Cute Blog Design