BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Tinjauan Teori
Globalisasi menurut
Wikipedia adalah sebuah istilah yang memiliki hubungan dengan peningkatan
keterkaitan, ketergantungan antarbangsa dan antarmanusia di seluruh dunia
melalui perdangangan, investasi, perjalanan, budaya popular dan
bentuk-bentuk interaksi yang lain sehingga batas-batas suatu negara menjadi
bias.
Globalisasi menurut
afandi kusuma adalah proses penyebaran unsur-unsur baru khususnya yang
menyangkut informasi secara mendunia melalui media cetak dan elektronik.
Dari pengertian diatas,
dapat disimpulkan bahwa Interaksi global adalah hubungan yang saling terkait
antara bangsa dan manusia melalui berbagai bidang diantaranya,
informasi,perdagangan,investasi,perjalanan,budaya populer, dan bentuk interaksi
lainnya. Dari interaksi ini negara yang satu dengan lainnya hampir tidak
memiliki batas.
2.2
Pembahasan
2.2.1.
Perspektif Global dan Visi Ekonomi
Menurut H.W. Arndt dan Gerardo
P. Sicat (1991: 3). Ilmu ekonomi adalah suatu ilmiah yang mengkaji bagaimana
orang dan kelompok-kelompok masyarakat menentukan pilihan. Manusia mempunyai
keinginan yang tidak terbatas. Untuk memuaskan bermacam-macam keinginan yang
tidak terbatas tersebut, tersedia sumber daya yang dapat digunakan. Berbagai
sumber daya ini tidak tersedia dengan bebas. Karenannya, sumber daya ini langka
dan mempunyai berbagai kegunaan alternative. Pilihan penggunaan dapat terjadi
antara penggunaan sekarang (hari ini) dan penggunaan hari esok (masa depan).
Berdasarkan konsep tadi
pembahasan ilmu ekonomi menyangkut berbagai aspek yang meliputi:
a.
Menentukan pilihan
b.
Keinginan yang tidak
terbatas
c.
Persediaan sumber daya
terbatas bahkan ada yang langka
d.
Kegunaan alternative
sumber daya
e.
Penggunaan hari ini dan
hari esok
Dari aspek-aspek yang
telah dikemukakan tadi jelas bahwa perspektif ekonomi terkait dengan waktu,
hari ini dan hari esok. Sedangkan apa yang diperspektifkan terutama berkenaan
dengan keinginan yang cenderung tidak terbatas, persediaan sumber daya itu
terbatas bahkan langka, dan adanya penggunaan alternative sumber daya.
Perspektif ke hari esok
atau masa yang akan datang, terkait luas dengan pertumbuhan penduduk, kemajuan
dan penerapan IPTEK dalam proses produksi serta distribusi, kebutuhan yang
cenderung tidak terbatas kuantitasnya dan akhirnya persediaan sumber daya yang
terbatasi bahkan langka. Sedangkan penggunaan sumber daya alternative, sangat
berkaitan dengan IPTEK dan kecenderungan kebudayaan.
Dari perspektif
kependudukan pada abad 7 Juli 1986, menurut perhitungan lembaga kependudukan
dunia telah terjadi peristiwa penting dengan tercapainya angka lima Miliar
jumlah penduduk dunia. Selanjutnya, berdasarkan lembaga yang sama, penduduk
dunia bertambah satu juta tiap empat atau lima hari. Berdasarkan perkiraan
lebih lanjut, pada tahun 2000, jumlah penduduk dunia ini akan mencapai 8 Miliar
(Baruey, 1977-11). Angka-angka itu menunjukkan betapa cepatnya pertumbuhan
penduduk dunia. Hal tersebut menjadi landasan perhitungan pertumbuhan kebutuhan
manusia. Ketidak terbatasan kebutuhan itu, tidak semata-mata didasari oleh
keinginan yang tidak terbatas namun juga dilandasi oleh pertumbuhan yang mau
tidak mau harus dilayani oleh persediaan dan peningkatan produksi.
Anda telah mengetahui
bahwa dari sekian jenis sumber daya, khususnya sumber daya alam, ada yang dapat
terbarukan (tumbuh-tumbuhan, hewan) dan yang tidak dapat terbarukan (migas,
batu-bara). Sumber daya yang sifatnya tidakterbarukan akan habis sekali pakai
sehingga persediaannya makin terbatas. Sedangkan di pihak lain kebutuhan terus
meningkat karena pertumbuhan penduduk, dan keinginan yang cenderung tidak
terbatas. Kesenjangan ini bukan bersifat local atau regional, melainkan telah
menjadi masalah global. Disini di tuntut “kiat-kiat” ekonomi untuk menciptakan
keseimbangan antara konsumsi di satu pihak, dan produksi di lain pihak. Salah
satu kiat itu bagaimana kemajuan dan penerapan IPTEK berupaya mencari jalan
keluar dari masalah tadi.
Pernyataan David Turney
(1972) bahwa, dilemma besar yang pokok saat ini yaitu bahwa penduduk dunia
telah sampai pada ketergantungan terhadap teknologi untuk mempertahankan dan
menompang kehidupan-kehidupan secara berkelanjutan. Namun selanjutnya,
penerapan praktis teknologi dan intervensinya dalam menunjang kehidupan, cepat
ataupun lambat akan merusak sumber daya alam. Dalam menghadapi dilema yang
demikian, kehutanan kita manusia menjadi tiga kali lipat, yaitu pertama kita
harus menguasai teknologi itu, kedua menstabilkan penduduk, dan ketiga
mengembangkan tatanan sosial yang mampu hidup produktif dan sejahtera secara
terpadu dengan mengekosistem yang seimbang. Coba anda hayati bahwa kita tidak
dapat melepaskan diri dari pemanfaatan teknologi atau luas lagi pemanfaatan
IPTEK. Namun juga anda amati dan hayati lingkungan sekitar yang rusak serta
terkuras oleh penerapan dan pemanfaatan IPTEK itu. Masalah ini bukan lingkungan
dan perekonomian yang hanya teradi secara local di tempat anda saja, melainkan
telah menjadi masalah global.
Dari kutipan yang baru
kita baca, itu dapat diketahui bahwa IPTEK bukan segala-galanya. Pada akhirnya,
masalah global tadi berbalik kepada kita. Bagaiman kita mampu mengembangkan
peranata sosial untuk mengendalikan IPTEK tadi sesuai dengan atas keseimbangan
dan kelestarian. Perubahan dan pengembangan aspek-aspek yang bersifat fisik
material saja, tidak memecah masalah. Oleh karena itu wajib dikembalikan kepada
manusia sendiri, terutama akhlaknya, kesenjangan, kerusakan dan masalah-masalah
yang terjadi dalam kehidupan serta lingkungannya itu, harsus dikembalikan
kepada manusia sendiri terutama kepada akhlaknya tadi.
Menurut pernyataan
H.S.D. Cole (1973) kenyataan menunjukkan bahwa bukan hanya pencemaran udara
oleh debu, pencemaran oleh zat kimia, pencemaran suara, pencemaran air dan
tanah semata-mata, melainkan yang lebih penting adalah pencemaran moral.
Hal-hal yang bertentangan dan tidak diindahkannya peraturan sebagai indicator
dalam berbagai argumentasi kerusakan lingkungan yang menjadi sasar pertanyaan
kemajuan ekonomi dan teknik.Pencemaran moral dan penyimpangan-penyimpanagn dari
aturan yang berlaku terhadap pengembangan serta pemanfaatan lingkunga
“seolah-olah” diabaikan oleh karena itu H.S.D. Cole (1973) selanjutnya
mengemukakan:
Kesinambungan
renaisanse, rasionalisme, kapitalisme dan pemujaan serta penganjungan ilmu
saja. Namun dewasa ini, keadaan yang demikian telah tercapai, apakah yang harus
dilakukan selanjutnya? Cobalah hidupkan kembali kearifan dan kecintaan terhadap
keindahan pada diri masing-masing serta disekitar kita. Hanyalah revolusi moral
bukan revolusi sosial atau politik atau juga teknik, hanyalah revolusi moral
yang dapat membimbng selama ini telah menghilang.
Dalam kondisi global
yang penuh dengan kesenjangan, masalah dan tantangan, baik ekonomi, sosial,
budaya, politik, maupun lingkungan hidup, pengembangan dan pembinaan akhlak
menjadi kunci penyelamatan perspektif global ekonomi barupa perekonomian
pasar bebas, beralihnya kawasan ekonomi maju dari Atlantik ke Pasifik, dan
kebangkitan ekonomi Asia Afrika, kita bangsa Indonesia tidak akan kunjung rela.
Penyiapan SDM generasi muda Indonesia menghadapi abad XXI dengan arus
globalnya, wajib dirintis sedini mungkin. Sikap mental wiraswasta harus menjadi
ciri SDM mendatang.
2.2.2.
Interaksi Global di Bidang Ekonomi
Bidang ekonomi merupakan bidang yang paling menonjol dalam hal interaksi global, karena melibatkan 2 hal, yaitu peranan mansuia sebagai produsen
sekaligus konsumen bagi barang dan jasa. Beberapa contohnya adalah pada waktu
produksi kopi di suatu negara katakanlah Brasilia mengalami kegagalan ataupun
sebaliknya terjadi surplus besar-besaran, maka dampaknya akan juga dirasakan
juga oleh negara-negara lain yang mengonsumsi produksi kopi ataupun memproduksi
komoditi tersebut bursa efek di Wall Street yang terletak disebuah jalan yang
tidak begitu besar di kota New York pengaruhnya begitu mendunia. Ketika terjadi
embargo minyak (negara-negara penghasil minyak tidak mau menjual hasil
produknya kepasaran) ditahun 1973-an telah membuat harga minyak meningkat
sangat tajam, sehingga negara-negara yang mengimpor produk tersebut terganggu
perekonomiannya.
Pada era
globalisasi sistem produksi dan distribusi akan melampaui batas-batas
negara. Televise dan media cetak lainnya semakin mempercepat globalisasi
produksi, karena iklan secara gencar memperkenalkan produk-produk yang
cakupannya global, seperti di bidang makanan (Mc Donalds, Kentucky Fried
Chicken, Dunkin’s Donats, Ice Cream, minuman kaleng, rokok, buah-buahan dan
sebagainya). Mode pakaian (jeans, kaso oblong, dan sebagainya), sepatu, music
(rock and roll, rapp, jazz, dan sebagainya). Pada tahun 1960-an produk blue
jeans yang dimulai di Amerika Serikat sudah mendunia, sehingga hampir setiap
orang membutuhkannya, bahkan anak-anak muda di Uni Soviet maupun negara-negara
blok sosialis lainnya menginginkan produk ini. Permintaan dalam pasarduniameningkat tajam secara tidak terduga. Untuk memenuhi permintaan
pasar tersebut, di negara-negara seperti AS, Korea Selatan , Mexico, Eropa,
Filipina, Hongkong, Inggris dan negara-negara lainnya, didirikan pabrik blue
jeans. Orang-orang yang terlibat dalam pemasaran produk ini, seperti banker,
orang-orang yang bergerak dibidang perkapalan, distributor dan juga
pedagang eceran mewakili masyarakat internasional.
Fenomena
semakin terintegrasinya masyarakat dalam perekonomian dunia adalah
terwujudnya pasar bebas seperti MEE (Masyarakat Ekonomi Eropa) yang
sekarang sudah meningkat menjadi Uni Eropa, NAFTA (North America Free Trade
Area), APEC (Asia Pacific Economi Cooperations) yang direncanakan terwujud
tahun 2020, dan sebentar lagi di kawasan yang berhubungan langsung dengan
kita adalah AFTA (Asean Free Trade Area) di tahun 2003. Terwujudnya pasar bebas
ini akan memungkinan terjadinya peningkatan mobilitas manuia secara fisik ke
wilayah negara lain yang menjadi anggotanya dan ekspansi pasar secara
besar-besaran.
Mengenal budaya
bangsa lain menjadi pentingnya, karena sebagai actor yang berperan pada tingkat
global dalam menentukan keputusan untuk memproduksi ataupun mengonsumsi produk
tertentu perlu tahu selera budaya lain. Negara-negara yang mampu menembus
pasaran dunia sangat memperhatikan selera bangsa lain ini, seperit yang
dilakukan oleh Amerika Serikat dan Jepang. Amerika Serikat yang mampu menembus
pasaran dunia melalui MNCs (Multi National Corporation). McDonalds sebagai MNCs
Amerika Serikat mampu menembus pasaran hampir di
seluruh dunia (di Perancis, Jepang, China, Vietnam, Kanada, Belanda, Jerman
dan sebagainya), salah satu resep keberhasilannya adalah kemampuan untuk
membaca selera pasar/konsumen atau budaya bangsa lain.
2.2.2.1.
Proses Terjadinya Interaksi Global di Bidang
Ekonomi
Pada zaman
dahulu orang menggunakan sistem barter dalam kegiatan ekonominya. Kemudian
sistem barter dianggap kurang efektif karena beberapa sebab. Manusia pun
menemukan cara yang lebih efektif untuk melakukan pertukaran bukan dengan cara
barter, melainkan dengan uang.
Pertukaran
ekonomi dengan menggunakan uang kemudian menyebar keseluruh dunia. Tiap negara
pun akhirnya memiliki mata uangnya sendiri. Dari sini kemudian memunculkan
sistem ekonomi yang berbeda pula di setiap negara.Padahal setiapnegara
memerlukannegara lain untuk melakukan pertukaran
ekonomi. Banyak Negara kemudian mendirikan perusahaan di negara lain. Kegiatan
ini terus berkembang. Pengusaha di Negara lain semakin banyak yang mendirikan
ataupun berinvestasi di Negara lainnya.
Namun
terkadang pengusaha asing bisa dengan leluasa menguasai perekonomian di suatu
negara. Sementara ada pengusaha dari suatu Negara kesulitan dalam melakukan
bisnis di negara lainnya. Hal ini kemudian memunculkan
pandangan bahwa sistem perekonomian yang semakin mendunia ini harus dipermudah
dan dipercepat dengan melakukan interaksi global.
2.2.2.2.
Ciri – Ciri Interaksi Global
Berikut ini adalah beberapa ciri yang
menandakan semakin berkembangnya interaksi global:
a.
Perubahan
dalam konstantin ruang dan waktu. Perkembangan barang-barang seperti telepon
genggam, televisi satelit, dan internet menunjukkan pergerakan massa semacam turisme memungkinkan kita
merasakan banyak hal dari budaya yang berbeda.
b.
Pasar dan produksi ekonomi di negara-negara yang berbeda menjadi saling bergantung sebagai
akibat dari pertumbuhan perdagangan internasional, peningkatan pengaruh
perusahaan multinasional, dan dominasi organisasi semacam World Trade Organization (WTO).
c.
Peningkatan
interaksi kultural melalui perkembangan media massa (terutama televisi, film, musik,
dan transmisi berita dan olah raga internasional). saat ini, kita dapat
mengonsumsi dan mengalami gagasan dan pengalaman baru mengenai hal-hal yang
melintasi beraneka ragam budaya, misalnya dalam bidang fashion, literatur, dan makanan.
d.
Meningkatnya
masalah bersama, misalnya pada bidang lingkungan hidup, krisis multinasional, inflasi regional dan lain-lain.
2.2.2.3.
Berbagai Dampak Dari Adanya Interaksi
Global
·
Dampak Positif
1. Membuka peluang pasar produk dari dalam
negeri kepasar internasional yang akan bersaing dengan berbagai kompetitor.
Perdagangan luar negeri
yang lebih bebas memungkinkan setiap negara memperoleh pasar yang jauh lebih
luas dari pasar dalam negeri.
2. Memotivasi Sumber Daya Manusia untuk
meningkatkan kualitas dan kemakmuran
Perdagangan yang lebih
bebas memungkinkan masyarakat dari berbagai negara mengimpor lebih banyak
barang dari luar negeri. Hal ini menyebabkan konsumen mempunyai pilihan barang
yang lebih banyak. Selain itu, konsumen juga dapat menikmati barang yang lebih
baik dengan harga yang lebih rendah.
3. Terbukanya banyak lapangan kerja
4. Ilmu pengetahuan dan barang konsumtif
diperoleh dengan mudah
5. Produksi global dapat ditingkatkan
Pandangan ini sesuai
dengan teori 'Keuntungan Komparatif' dari David Ricardo. Melalui spesialisasi
dan perdagangan faktor-faktor produksi dunia dapat digunakan dengan lebih
efesien, output dunia bertambah dan masyarakat akan memperoleh keuntungan dari
spesialisasi dan perdagangan dalam bentuk pendapatan yang meningkat, yang
selanjutnya dapat meningkatkan pembelanjaan dan tabungan
6. Dapat memperoleh lebih banyak modal dan teknologi yang lebih baik
Modal dapat diperoleh
dari investasi asing dan terutama dinikmati oleh negara-negara berkembang
karena masalah kekurangan modal dan tenaga ahli serta tenaga terdidik yang
berpengalaman kebanyakan dihadapi oleh negara-negara berkembang.
7. Menyediakan dana tambahan untuk pembangunan ekonomi
Pembangunan sektor
industri dan berbagai sektor lainnya bukan saja dikembangkan oleh perusahaan
asing, tetapi terutamanya melalui investasi yang dilakukan oleh perusahaan
swasta domestik. Perusahaan domestik ini seringkali memerlukan modal dari bank
atau pasar saham. dana dari luar negeri terutama dari negara-negara maju yang
memasuki pasar uang dan pasar modal di dalam negeri dapat membantu menyediakan
modal yang dibutuhkan tersebut.
·
Dampak Negatif
1.
Polahidupmasyarakat yang akancenderunglebihkonsumtif
2.
Jika pengusaha dalam negeri tidak meningkatkan kualitas produk, maka
kita akan kalah bersaing dengan produk asing
3.
Barang – barang konsumtif lebih mudah dan lebih murah untuk didapatkan
4.
Menjamurnya tenaga ahli dari luar negeri.
Jika
kualitas SDM Indonesia tidaksegeraditingkatkan, mungkin di masa yang akan
datang pasar tenaga kerja atau peluang kesempatan bekerja di Indonesia dikuasai
oleh tenaga kerja asing.
5.
Menghambat pertumbuhan
sektor industri
Salah satu efek dari interaksi global adalah perkembangan sistem perdagangan luar negeri yang lebih bebas.
Perkembangan ini menyebabkan negara-negara berkembang tidak dapat lagi
menggunakan tarif yang tingi untuk memberikan proteksi kepada industri yang baru
berkembang (infant industry). Dengan demikian, perdagangan luar negeri yang
lebih bebas menimbulkan hambatan kepada negara berkembang untuk memajukan
sektor industri domestik yang lebih cepat. Selain itu, ketergantungan kepada
industri-industri yang dimiliki perusahaan multinasional semakin meningkat.
6.
Memperburuk neraca
pembayaran
Interaksi global cenderung menaikkan
barang-barang impor. Sebaliknya, apabila suatu negara tidak mampu bersaing,
maka ekspor tidak berkembang. Keadaan ini dapat memperburuk kondisi neraca
pembayaran. Efek buruk lain dari globaliassi terhadap neraca pembayaran adalah
pembayaran neto pendapatan faktor produksi dari luar negeri cenderung mengalami
defisit. Investasi asing yang bertambah banyak menyebabkan aliran pembayaran
keuntungan (pendapatan) investasi ke luar negeri semakin meningkat. Tidak
berkembangnya ekspor dapat berakibat buruk terhadap neraca pembayaran.
7.
Sektor keuangan semakin
tidak stabil
Salah satu efek penting
dari interaksi global adalah pengaliran investasi (modal) portofolio yang semakin besar.
Investasi ini terutama meliputi partisipasi dana luar negeri ke pasar saham.
Ketika pasar saham sedang meningkat, dana ini akan mengalir masuk, neraca
pembayaran bertambah bak dan nilai uang akan bertambah baik. Sebaliknya, ketika
harga-harga saham di pasar saham menurun, dana dalam negeri akan mengalir ke
luar negeri, neraca pembayaran cenderung menjadi bertambah buruk dan nilai mata
uang domestik merosot. Ketidakstabilan di sektor keuangan ini dapat menimbulkan
efek buruk kepada kestabilan kegiatan ekonomi secara keseluruhan.
8.
Memperburuk prospek
pertumbuhan ekonomi jangka panjang
Apabila hal-hal yang
dinyatakan di atas berlaku dalam suatu negara, maka dalam jangka pendek
pertumbuhan ekonominya menjadi tidak stabil. Dalam jangka panjang pertumbuhan
yang seperti ini akan mengurangi lajunya pertumbuhan ekonomi. Pendapatan
nasional dan kesempatan kerja akan semakin lambat pertumbuhannya dan masalah
pengangguran tidak dapat diatasi atau malah semakin memburuk. Pada akhirnya, apabila
interaksi global menimbulkan efek buruk kepada prospek pertumbuhan ekonomi
jangka panjang suatu negara, distribusi pendapatan menjadi semakin tidak adil
dan masalah sosial-ekonomi masyarakat semakin bertambah buruk.
Berkaitan
dengan interaksi global, maka ada sepuluh tantangan yang harus kita hadapi di
masa depan, yakni:
1. Globalisasi Ekonomi
2. Pengangguran
3. Tanggung Jawab Sosial
4. Pelestarian Lingkungan Hidup
5. Peningkatan Mutu Hidup
6. Penerapan norma-norma moral dan etika
7. Keanekaragaman tenaga kerja
8. Penguasaan dan pemanfaatan perkembangan
IPTEK
9. Tantangan di Bidang Politik
2.2.3.
Peran Indonesia dalam Globalisasi Ekonomi
Dalam globalisasi ekonomi Indonesia berperan
aktif dalam berbagai lembaga ekonomi internasional. Diantaranya adalah Bank
Dunia, APEC, dan WTO. Indonesia juga anggota organisasi negara-negara
pengekspor minyak yang disebut OPEC (Organization of PetroleumExporting
Countries). Namun karena Indonesia saat ini merupakan pengimpor minyak,
maka keanggotaannya sedang dikaji lagi.
1.
ADB (Asian
Development Bank)
ADB merupakan singkatan dari Asian
Development Bank. Artinya, Bank Pembangunan Asia. ADB adalah lembaga keuangan
pembangunan multilateral. Tujuannya membantu upaya mengurangi tingkat
kemiskinan di negara-negara kawasan Asia Pasifik (Aspas). Pemegang saham ADB
terdiri dari berbagai negara. Jepang dan AS adalah pemegang saham terbesar.
Tujuan utama ADB adalah memperbaiki tingkat kesejahteraan masyarakat di kawasan
Aspas. Program bantuan ADB berhubungan langsung dengan tiga pilar utama
strategi pengentasan kemiskinan. Tiga pilar itu adalah :
a)
Pembangunan berkelanjutan
b)
Pembangunan sosial
c)
Pemerintahan yang baik.
ADB memiliki peran penting dalam mendukung
pembangunan bagi Indonesia. Bentuknya berupa pinjaman yang diberikan melalui
CGI. Pinjaman tersebut antara lain diberikan melalui pembiayaan berbagai
proyek-proyek kerja sama. Di samping itu, ADB juga memberikan bantuan hibah
kepada Indonesia. Hibah ini berupa tiga bantuan teknis kepada Indonesia guna
mendukung program desentralisasi, antara lain:
a)
Peningkatan kapasitas manajemen keuangan,
perencanaan pembangunan, SDM dan administrasi umum.
b)
Jasa konsultan keuangan untuk Pemda pada proyek
infrastruktur perkotaan.
c)
Pengembangan pemerintahan daerah yang baik.
2.
APEC (Asia-Pacific Economic Cooperation)
APEC merupakan singkatan dari Asia-Pacific
Economic Cooperation. Lembaga ini merupakan forum kerja sama ekonomi. Anggotanya
adalah negara-negara di kawasan Aspas, dibentuk pada tahun 1989. Tujuan kerja
sama ini untuk memperkuat pertumbuhan ekonomi kawasan. Keanggotaan APEC terdiri
dari banyak negara, termasuk Indonesia. Perdagangan APEC mencapai 47 persen
dari perdagangan dunia. Sejak pembentukannya, berbagai kegiatan APEC telah
menghasilkan berbagai komitmen. Di antara komitmen tersebut adalah pengurangan
tarif dan hambatan nontarif lainnya.
Komitmen lainnya adalah menciptakan kondisi
ekonomi yang lebih efisien dan meningkatkan perdagangan. Indonesia merupakan
salah satu negara yang berperan aktif dalam pembentukan APEC. Indonesia perlu
mempersiapkan diri dalam menghadapi perdagangan dunia yang bebas. Semua
kegiatan tersebut adalah untuk mengamankan kepentingan nasional RI. Kontribusi
Indonesia terbesar bagi APEC adalah disepakatinya “Tujuan Bogor” tahun 1994. Di
antara tujuan itu adalah liberalisasi perdagangan dan investasi asing. Komitmen
ini mendorong percepatan penghapusan tarif maupun peningkatan investasi asing.
APEC ternyata mampu meningkatkan arus barang, jasa maupun pertumbuhan ekonomi
negara anggotanya. Mitra dagang utama Indonesia sebagian besar berasal dari
kawasan APEC. Kita memiliki potensi untuk memanfaatkan pasar APEC bagi ekspor
maupun investasi.
3.
Bank Dunia
Bank Dunia atau World Bank adalah salah
satu badan khusus PBB. Bank Dunia berdiri tahun 1944. Pada awalnya, fokus utama
bantuan Bank Dunia diperuntukkan bagi rekonstruksi pasca Perang Dunia II. Namun
saat ini, Bank Dunia menfokuskan kegiatan pada upaya penurunan angka
kemiskinan. Bank Dunia merupakan sumber dana pembangunan terbesar bagi
negara-negara di dunia. Kantor pusat Bank Dunia berada di Washington DC.
Struktur organisasi Bank Dunia terdiri dari beberapa lembaga khusus, dengan
tugas antara lain:
a)
Menanggulangi kemiskinan di seluruh dunia.
b)
Peningkatan kualitas hidup masyarakat, yaitu
meningkatkan pendidikan, kesejahteraan, dan kesehatannya.
c)
Memfasilitasi pengembangan investasi asing.
Bank
Dunia memiliki peran penting dalam membantu pembangunan di Indonesia. Bantuan
lembaga ini berupa pinjaman berbunga rendah. Bank Dunia merupakan bagian dari
CGI, lembaga donor bagi Indonesia. CGI merupakan singkatan dari Consultative
Group onIndonesia (CGI). Pinjaman dari Bank Dunia kita gunakan untuk pendanaan
proyek-proyek pembangunan. Misalnya, untuk perbaikan gedung sekolah, jalan
raya, pembangkit listrik, dan perbaikan infrastruktur lainnya.
4.
WTO (World Trade
Organizatio)
WTO merupakan
singkatan dari World Trade Organization. Artinya, Organisasi Perdagangan
Dunia. Organisasi ini memiliki kewenangan mengatur dan mengawasi persetujuan
perdagangan bebas antar negara. WTO juga bertugas menjadi penengah bila terjadi
perselisihan antara anggotanya. Organisasi ini resmi berdiri tahun 1995,
menggantikan GATT (General Agreement on Tariffs and Trade). Artinya,
Persetujuan Umum mengenai Tarif dan Perdagangan. GATT memuat aturan-aturan
sistem perdagangan internasional.
Indonesia telah
menjadi anggota WTO sejak tahun 1995. Posisi dasar Indonesia pada beberapa masalah
utama. Di bidang pertanian, yaitu memperjuangkan penurunan tarif produk
pertanian di negara maju. Indonesia juga memperjuangkan penghapusan subsidi
pertanian di negara maju. Di bidang jasa, Indonesia memperjuangkan perlindungan
industri jasa di Negara berkembang. Hal ini mengingat melimpahnya impor jasa
akibat liberalisasi perdagangan. Di bidang kesehatan, kita berupaya mendapatkan
obat-obatan dengan harga murah.

0 komentar:
Posting Komentar